Welcome To My Blog...

Haiiii,,,Haiiii,,Salam Kenal Dari Aku, Untuk Para Pengunjung Blog Ini Yach,,,Selamat Membaca ,,,,

Senin, 30 April 2012

Benarkah Pernikahan Rawan di Dua Tahun Pertama?

Tahun-tahun pertama menurut banyak orang merupakan tahun yang paling berat dalam menghadapi permasalahan dalam pernikahan. Perbedaan pendapat lebih sering terjadi, bahkan bukan tak mungkin Anda akan bertengkar hebat dengan suami. Setelah itu berlalu, segalanya jadi lebih mulus.
Benarkah demikian?

Sebagian besar ahli mengasumsikan bahwa dalam masa dua tahun pertama, senyawa-senyawa dalam otak Anda yang bertanggung jawab terhadap letupan-letupan cinta akan mengalami penurunan.
Senyawa itu adalah dopamin, phenylethylamine, dan oksitosin. Terkadang, efek yang terjadi adalah mulai menurunnya intensitas aktivitas seksual. Tidak heran apabila Anda lantas jadi cemas, jangan-jangan daya tarik Anda telah sirna. Atau, pernikahan tidak akan menarik lagi begitu gelombang cinta itu memudar.
Tetapi, para pakar berkata Anda tidak perlu cemas. Sebab, menurut Jennifer Garth, seorang psikolog, sebenarnya setelah dua tahun pertama ini berlalu, datanglah masa ketika komitmen dan dedikasi terhadap pasangan menjadi hal yang lebih penting. Anda telah siap memasuki hubungan jangka panjang dengan pikiran yang lebih dewasa, siap untuk mengambil keputusan bersama pasangan, dan siap menyongsong hal-hal besar yang akan datang dalam kehidupan rumah tangga Anda bersama-sama.

Apakah Anda Sudah Siap Menikah?

Pernikahan tanpa persiapan mental yang matang amat rawan terhadap perpisahan. Sebelum melangkah lebih jauh, lebih baik pastikan dulu, apakah Anda dan pasangan sudah siap mengarungi biduk rumah tangga. Psikoterapis Tina B. Tessina dalam buku “The Unofficial Guide to Dating Again” menuliskan beberapa hal yang harus Anda cermati sebelum menikah. Ini dia!

1. Definisikan komitmen
Anda dan pasangan harus menyadari, pernikahan bukanlah ikatan komitmen selama satu-dua bulan saja. Pernikahan adalah perjanjian antara Anda, pasangan dan Tuhan seumur hidup. Pastikan Anda dan pasangan memiliki komimen yang sama mengenai pernikahan. Jika tidak akan menjadi masalah dalam pernikahan Anda.

2. Tanggung jawab dalam pekerjaan rumah
Anda masih sangat tergantung pada orangtua atau pembantu rumah tangga dalam mengurus diri? Kurangi kebiasaan ini jika Anda ingin menikah. Saat menikah bukan hanya Anda harus bertanggung jawab pada diri sendiri, tapi juga pasangan. Walau terkesan kecil, namun saat berumah tangga, hal sepele seperti cucian piring bisa menjadi bibit pertengkaran.

3. Mengendalikan emosi
Pengendalian emosi merupakan hal utama saat mempersiapkan pernikahan. Jangan sampai emosi Anda yang mudah tersulut membuat pernikahan berantakan. Emosi yang tak terkendali sering kali membuat seseorang mudah mengatakan “pisah” atau “cerai”. Jika hal itu terjadi, hanya penyesalan yang akan dirasakan.

4. Pengelolaan keuangan
Keuangan akan menjadi sumber pertengkaran saat menikah nanti. Tak ada salahnya untuk berdiskusi dengan calon Anda mengenai hal ini. Buatlah kesepakatan bagaimana cara kalian mengelola pendapatan nantinya. Dengan hal ini kemungkinan Anda dan pasangan bersitegang karena uang menjadi kecil.

5. Menjalin hubungan dengan keluarga besar

Saat menikah Anda tidak hanya harus siap berhubungan dengan pasangan saja, namun juga seluruh keluarga besar. Jika saat berpacaran Anda merasa tak cocok dengan keluarganya, hal itu akan menjadi masalah saat menikah nanti. Pastikan juga hubungan Anda dan keluarga besar pasangan lancar dan akur sebelum memutuskan menikah.

6. Menemukan 'bahasa cinta' yang berbeda
Romantisme masa pacaran dengan menikah akan berbeda. Saat menikah, keintiman mungkin tak lagi menjadi santapan sehari-hari. Oleh karena itu, Anda dan pasangan harus lebih saling mengenal lebih jauh sehingga tak ada prasangka buruk yang timbul saat berumah tangga nanti.

Jadi, apakah Anda sudah siap menikah?